Menuju usia dewasa, maunya yang simpel" saja, mengartikan kata Bahagia dengan hal- hal receh seperti makan es cream 8ribuan pulang kantor, atau sekedar melipir menikmati suasana pinggir pantai sambil minum air kelapa, ah Sungguh Nikmat. Semakin kesini rasanya standar hidup yg kita bangun dulu berubah. Bertambahnya pengalaman, cara pandang ternyata bisa merubah devinisi bahagia itu sendiri.
Aku pernah pergi, dia pernah pergi. Kami saling kehilangan jejak. Ia berlari ke tepi langit yang satu, sementara aku berlari ke tepi langit yang lain. Jejak menjadi tak berbekas.
Kami terpisah pada dua ruang dan waktu atas nama bukan siapa-siapa. Tak ada kejelasan hubungan selain pernah menjadi teman belajar yang sama sekali tak saling akrab. Tapi sekarang, aku tidak mengerti rasa ini. Tapi aku percaya dia. Dia yang kembali lagi saat senja. Saat gersang sudah purna.