Nurul Quratul



Rasanya baru kemarin menyusun rencana untuk menyambut kedatanganmu,
Dengan suka cita,
Ribuan harapan dan do'a


Siang berganti malam
Malam berganti siang
Begitu seterusnya
Sampai di ujung waktu
Sebentar lagi engkau akan berlalu
Dan diri masih seperti ini

Emosi masih tersulut
Hiperbola terhadap hal kecil
Kurang syukur, sedikit sabar
Ego yang mendominasi
Dan celah-celah lain

Manusia...
Ah manusia
Bangun, sadarlah
akan segera berlalu 
Angkat tanganmu
Rendahkan hatimu
Lembutkan suaramu

Mohon ampunan, 
Atas khilaf yang lalu dan akan datang
Dibimbing dalam segala kebaikan,
Dan menjadi abdiNya yang paling dicintai setelah 
Nabi dan para pejuang kebaikan.

Ayolah...
Kuatkan pintamu
Lagi dan lagi sebab Dia
Tak pernah bosan mendengar 
Dan mengabulkan harap

Sebelum Engkau, Ramadhan berlalu
Sebelum semuanya terlambat




" Demi masa.Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yg beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran (QS. Al-asr : 1-3)




NURUL KURATUL HAYATI S.Farm
Bismillahirramanirrahim….
   Sekarang  pukul 17.48 WIB, di tempatku berkerja, mungkin kalian membaca cerita ini pagi, atau siang atau menjelang sore boleh jadi malam. Diluar sana tetap dimeja kerjaku aku bisa melihat lalu lalang kendaraan roda dua dan roda empat, sesekali roda tiga. Suara lantunan zikir petang dari mesjid semakin terdengan, waktu magrib sebentar lagi masuk. Aku masih tersengah, keringatku mulai keluar, napas sudah bisa diatur,beberapa menit kemudian aku sudah bisa duduk lega, napasku sudah bisa diatur, diluar sana mulai gelap ditambah gerimis yang turun tiba-tiba. Aku masih duduk ditempatkerja seraya melihat perbaikan skripsi,menyusunnya kembali.mengoreksi kata demi kata, kalimat demi kalimat, halaman bab, pendahuluan dan sebaginya setelah beberapa hari yang lalu seminar propopal. Semuanya sudah lengkap, aku meletakkan kembali skiripsi tadi, ada yang membuatku merasa legahh lagi,,,aku membuka berkas2 itu kembali kupandang ulang ya,,,,coretan persetujuan  pembimbing nampakknya sudah terisi semua, alhamdulillah.
***
Sekarang jam digital diponselku sudah menunjukakkan  pukul 17.53 sesekali aku melihatnya, oiya sobat aku belum mencerikakkan kenapa tadi napasku tersengah, bajuku basah karna keringatan seperti orang selesai saja olahraga sore, sebenarnya bukan cuman olahraga tapi sudah jogging 2 kali putaran. Aku berlari-lari kecil dari tempatku bekerja sampai ditempat itu. Tempat itu,”ya..kali ini aku harus dapat persutujuannya sudah 2 kali koreksi, masa pulang tanpa coretan itu”gumamku dalam hati. Setelah beberapa langkah lagi aku coba tenangkan diri, mengambil napas panjang, memperbaiki jilbabku yang sempat agak miring tadi, perlahan-lahan membuka pagar rumah itu, sudah beberapa kali aku kerumah itu, rumah yang begitu sederhana masihh ada nuansa Sulawesi selatanya, disampingnya ada pohon besar seperti pohon mangga, aku tidak begitu mengenalinya, aku sudah sampai ditangga naik seraya salam ada seseorang sedang duduk diserambi rumah itu, aku melihatnya seseorang itu membalas salamku sambil tersenyum seraya masuk memanggil ibu tiah. Beberapa menit kemudian ibu tiah keluar menyuruhku duduk, mengenalkan seseorang tadi padaku,ternyata dia adalah suami ibu tiah, aku baru melihatnya setelah beberapa kali ketempatn itu, informasi dari marni pekerja dirumah ibu tiah , suami ibu tiah sementara menyelesaikan kuliahh S3 dinegri Ziran Malaysiah beberapa hari yang lalu saat duduk menunggu ibu tiah, tanpa menunggu lama aku mengeluarkan beberapa perbaikkan skripsiku bersama lembaran itu,”sudah saya perbaiki bu, silakan dilihat!! Jelasku. Ibu tiah membuka lembar demi lembar sampai di halaman terakhir. Aku langsung menyodorkan lembaran itu, ibu tiah menandatanganinya seraya menjelaskan apa-apa yang harus ditambahkan pada perbaikan skiripsiku pada saat seminar hasil, ibu tiah juga memjelaskan alasannya tidak datang pada saat aku seminar proposal pada beberapa waktu yang lalu, aku tidak begitu dengar penjelasannya yang jelas ibu tiah pada waku itu mengikuti pelatihan itu yang bisa aku tangkap dari penjelasannya karna aku terlanjur bahagia, akhirnya lembaran itu terisi juga tidak sia-sia olahraga sore,hehehe. Aku berpamitan pulang,pesan ibu tiah selalu aku ingat”tolong tutup pagar”gumamnya sebelum menyerahkan lembaran itu. Aku melangka turun,beberapa langkah  sudah sampai dimuka pagar, menutupnya pelan-pelan. Kemudian lari-lari kecil, aku kegiranya seperti anak kecil yang dapat uang receh untuk celengannya, itu lah aku,, gadis biasa dari pulau seberang yang selalu kegirangan merasa paling bahagia dengan hal-hal kecil seperti tadi, hanya dapat coretan tandatangan saja sudah seperti mendapatkan uang kaget, aku merasa dengan begitu adalah sudah bentuk kesyukuran. Itulah salah satu ekspresiku menyukuri apa yang sudah aku usahakan.
***
   Lamunanku terhenti, ada beberapa pasien yang datang. Aku memasukkan kembali lembaran itu kedalam map ijo, kemudian memasukkannya kedalam tas, besok berkas itu akan aku serahkan. Sesekali aku membalas chatinnga teman-temanku. Jam digital diponselku sudah pukul 18.00 WIB waktu magrib sudah masuk,azan magrib sudah mulai terdengar dari mesjid disekitar tempatku bekerja, diluar sudah semakin gelap,lalulalang kendaraan semakin ramai dengan sinar lampunya, nampakknya gerimis sudah tidak tampak lagi. aku membereskan semua pekerjaanku, bersiap-siap untuk sholat magrib, Semoga besok awal yang baik.


Berkawanlah!!! 



Tidak ada artinya kita dekat,  pun kita jauh, selama ada benih iman dihati,  tetaplah dekat dengan Allah
***
      

Ukhuwah yang membawa kita untuk totalitas, melihat pintu kebaikan dari sisi manapun, 
Ukhuwah tidak akan hadir bila kita asyik sendiri,  kita selalu ingin berada di Zona nyaman, ingin menyelasaikan masalah sendiri tanpa melibatkan sekitar, ingin serba bisa.
Iya tak salah! Tapi yang mesti kita ingat bahwa fitrah manusia adalah berkawan,  bersosial dengan sekitarnya, bagaimana Nabi kita  menyuruh untuk berkawan sebanyak-banyaknnya, menjalin silahturahmi dengan sesiapapun, hingga limpahan Reski dan umur kita awet karnanya



Ukhuwah yang mengantarkan kita untuk tidak berhenti tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang sebenarnya,  manusia yang memanusiakan manusia, manusia dengan mastathotum (bersungguh-sungguh)  hingga batas kemampuan dalam menenggakkan keadilan dan kebenaran

Ukhuwah pulalah yang mampu mentarbyah kita untuk menjadi seorang pembelajar,  tekun dalam berproses,  tak gentar dan tak goyang walau badai menghadang,  ia mampu menguatkan pundak-pundak ini saat dirundung kefuturan. tangan satu menguatkan, tangan lain siap menyambut. 


Ukhuwah seperti pil  yang menyadarkan kita, bahwa dengan keberanian dan tekat yang kita miliki dunia seperti potongan kue kecil,  dan tujuan akhir adalah akhirat

Ada yang mengatakan ukhuwah seperti kalung permata,  mutiara-mutiara itu rela ditusuk oleh jarum hingga membentuk kalung permata yang cantik. Kita rela untuk berlelah,  berpeluh,  kepayahan, saling menanggung antara satu dan lainnya karena biri-biri yang sendiri akan mudah diterkam oleh serigala. 

Semacam sebuker bunga
Ukhuwah kumpulan dari warna-warni cerita kehidupan,  penuh makna,  harumnya bak semerbak wangi katsuri,  dibungkus dengan kelembutan hati dengan tangan-tangan tangguh,  iya tak pernah layu, tak akan mati
Sebab selalu disirami dengan keimanan


***



Disuatu petang "Ammah,  bisakah kita bersama selamanya??" #lirihnya polos (Junior) " maapkan ammah nak,
Ammah tidak bisa  menemanimu hingga menua, sebab  surga dihuni oleh para gadis!😊 


5 Desember 2018 (tanah rantau lagi dirundung hujan)






umalanurulkuratul photografer




Apa pendapatmu ketika mendengar kata "pindah", hijrah atau sejenisnya. pindah ditempat yang baru, bertemu orang-orang baru, suasana dan tempat baru. Jika kalian agak "risih dengan kata tersebut berarti kita sama. yah itu dulu!


Pindah adalah kata yang menurut saya termasuk salah satu kata "horor" kenapa? Bermula dari saat saya lulus  sekolah Menengah pertama, melanjutkan pendidikan SMA di kota jauh dari keluarga, ditambah puing-puing kesedihan masih berasa ketika bapak pergi, saya kalut memikirkan semuanya,  ketika di kota nanti  harus memulai  lagi dari awal, menata kembali hati, beradaptasi dengan lingkungan baru, berkenalan, berteman, punya tetangga, sempat muncul kekhawatiran yang membuat saya ciut. capek rasanya!!!
sambil memperbaiki ransel, saya berangkat  ba'dah subuh ditemani tante (kakak tertua ibu), setelah pertimbangan keluarga malam harinya kala itu.

 
Ditahun pertama saya masih kesulitan untuk menyesuaikan gaya hidup  remaja  kuper seperti saya dengan gaya hidup orang kota, tapi satu hal yang membuat saya lega, kemampuan pengetahuan saya  bisa menyaingi mereka bahkan sedikit unggul (hihi).
sepulang sekolah saya menyempatkan menyelesaikan PR bila ada, sebelum membantu kakak sepupu mengurus anak-anaknya yang masih balita, sekedar membersihkan rumah, memasak atau apapun itu dengan kemampuan saya yg begitu terbatas, sungguh!

 Saya agak canggung ketemu orang baru, membuka obrolan pun tak bisa apalagi sekedar senyum sapa saya lebih memilih menghindar mencari jalan lain, anehnya dulu saya! 
Hal ini juga yang membuat saya makin sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, padahal didepan rumah selalu ramai tiap sore, tetangga ngumpul ada yang hanya nonton pertandingan bola bapak-bapak atau sekedar berbincang-bincang melepas penat setelah seharian bekerja, saya? saya lebih memilih menyaksikan semuanya dibalik tirai, senyum sendiri, bersorak tak karuan, dan seraya menebak-nebak nama mereka satu persatu dengan asumsi saya yg tak jelas ujungnya.        

Disekolahpun sama, saya hanya duduk menghabiskan bacaan buku pelajaran selanjutnya setelah bel istirahat usai atau sekedar iseng membuka halaman pertama novel atau cerpen hasil pinjaman. agrr!
pokoknya saya dulu sedikit tertutup sama orang apalagi baru dikenal barangkali lebih tetapnya saya dulu punya dunia sendiri (cuek dengan orang-orang disekitar!)
yah, bisa dilihat sahabat saya bisa dihitung jari.
sedih sih, mau bagaimana lagi sayanya yg kurang membuka diri sama mereka.

Tapi saya mulai merasa resah dengan sikap saya, sangat bertolah belakang dengan apa yang saya inginkan. ingin mengenal banyak orang, berbagi cerita atau pengalaman dengan mereka. seiring dengan berjalannya waktu, saya memulai membuka diri terhadap lingkungan baru, memulai lagi, belajar.

Tinggal jauh dari kampus, hingga harus ditempu dengan naik angkot, berangkat lebih awal, kena macet dan belum lagi harus jalan beberapa meter setelah turun dari jalur umum angkot selama kurang lebih 4 tahun saya jalani. jadilah pete-pete (sebutan angkutan umum roda empat di Makassar)sebagai rumah kedua saya, berangkat pagi pulang malam hampir tiap hari. Mulai melemparkan senyum hingga membuka obrolan kerapkali saya lakukan.

Sampai sekarang saya masih belajar untuk memahami lingkungan  baru dan orang-orang yg berada disekitar.
hal kocakpun pernah terjadi, dulu saat hari pertama saya kerja, saya panggil kakak sama rekan kerja saya. lama baru saya tahu ternyata saya lebih duluan lahir  beberapa tahun dari dia (hihi)Entahlah saya yang menganggap diri terlalu muda atau rekan kerja saya yang terlihat lebih dewasa.

Perlahan tapi pasti, sedikit banyaknya saya mulai mengerti apa yang pernah saya alami, pernah saya lakukan. bahwa ketika kita ingin mengenal sesuatu, ingin tahu lebih jauh tentang segalanya, hal pertama yang harus dilakukan adalah berkenalan, pepatah ini benar "tak kenal maka tak sayang" sehingga saling mengenal, saling memahami, bahwan saling menangguhkan antara lain.

Saya terus mengevaluasi diri dan berprasangka baik pada setiap orang yang berinteraksi dengan   saya.  lebih banyak  mengamati, banyak mendengar, berkomentar bila diperlukan, tak ingin mendjuge apalagi menggurui.  bagi saya orang-orang yg saya kenal sekarang, mereka adalah guru, ada hikmah dan pembelajaran yang terselip dari mereka yang harus ditangkap.







 

 





Newer Posts
Older Posts

INSTAGRAM

___> nurul Quratul

Postingan Populer

  • Pemilik sepatu kets
    Tatapannya kosong,  hanya butiran mengalir dipipihnya. Tubuhnya tak kuat lagi berdiri tegak,  tak ada kata-kata,  napasnya tersengah. Baran...
  • Kecantikan pesantren Alam bulu dua Barru Sulawesi Selatan
    Suatu saat obrolan kita  tidak lagi tentang kuliah, kerja, Dakwah, Jodoh. Semua akan terbantahkan pada waktu yang tepat, sepertinya p...
  • 20 faktor about me' ^_~
    20 faktor tentang  penulis : suka dipanggil "yaya" waktu kecil hingga sekarang ( panggilan dirumah ) Suka ngeliat anak...
  • Angkat "TOGA 2013"
    NURUL KURATUL HAYATI S.Farm Bismillahirramanirrahim….    Sekarang   pukul 17.48 WIB, di tempatku berkerja, mungkin kalian membaca cer...

Mengenai Saya

Nurulquratul
Lihat profil lengkapku

Labels

  • LIFE STYLE. Personal (12)
  • Menulis Semaunya (5)
  • BLOGGING (3)
  • RUMAH (3)
  • lampa-lampa (traveling) (3)
  • Sakmasak (2)
  • ABOUT ME (1)
  • Desember menulis (part II) (1)
  • HELLO (1)
  • Randoum (1)
  • personality (1)
  • review books (1)

recent posts

Blog Archive

  • ►  2025 (1)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2024 (10)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2023 (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (1)
    • ►  Mei (1)
  • ►  2021 (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Februari (1)
  • ▼  2020 (8)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ▼  Mei (4)
      • Sebelum Engkau Pergi
      • Angkat "TOGA 2013"
      • "berkawanlah"
      • Jejak ( Pindah Part I)
    • ►  April (1)
  • ►  2019 (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2018 (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2017 (1)
    • ►  Juni (1)
  • ►  2016 (4)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Juli (3)
  • ►  2015 (7)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2012 (3)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)

Created with by beautytemplates