Seperempat abad sudah!.

by - 16.30

     Pagi yang cerah,  saat para petani mulai menjajali sawah mereka, saat burung" mulai terbang meninggalkan sarangnya, saat bunyi kaki kuda membawa penumpang menuju pasar sumi, saat ina badu'  sipenjual kue  ketan'pangaha 'balu  itu mengarak jualannya sepanjang oi ncinggi, saat itu pulalah  dua bocak perempuan siap berangkat kesekolah, berseragam merahputih dgn rambut dikepang dua, dasi nesis dgn warna rok,tidak ada yang kusut tiap lipatan rok begitu rapi, kaos kaki putih dengan pinggiran berenda, ditambah sepatu kets berpita merah  sama persis hanya beda warna sempurnah sudah pagi mereka
"Anaknya papa,  sudah kaya orang hebat. Ungkap pak salim sembari mengulurkan tangannya pada dua bocah itu.
           Suara motor jadul keluaran 80'an  pak salim perlahan meninggalkan rumah dgn emperan tak berplester itu, tepat didpn rumah ada tertancap Kilometer, 2 bocah itu biasa menunggui papa mereka pulang kerja ditempat itu.
     Tepat  pukul 13.00 suara motor jadul pak salim terdengar didpn rumah,  dua bocah perempuan itu sudah ada didepan pintu, menjawab salam dan menyalami papa mereka dengan senyum tulus. Senyum manisnya mekar lagi ketika pak saling membagikan uang receh. Yah... setiap hari jum'at dua bocah ini punya kebiasaan menyisihkan uangsaku mereka untuk ditabung,  mama mereka mengajarinya hal seperti itu. Sikecil sertamerta meraib celengan tanah liat  bentuk lingkaran dibawa lemari belajarnya.
           Sore hari, dua bocah ini mengaji disurau haji rasi, malam hari mereka belajar , begitu setiap hari.
            Klo ada yang bertanya kapan mereka bermain? Setelah pak salim mengakhiri belajar dgn pertanyaan untuk sisulung, sontak sikecil  menjawab pertanyaan itu dgn ekspresi lugu matanya mengedip-ngedip dgn bulumata lentik jelas . Pak salim tertawa lepas merangkul sikecil, sisulung yang begitu cemburu,  tak mau kalah lari...mengambil bantal menimpali keadeknya, sikecil dgn tubuh ringkihnya sudah bersembunyi dipelukkan papa, tak puas sisulung menarik rambut ikal adeknya    
" memangnya kamu saja anakknya papa" serunya sambil naik kepangkuan papanya.
   Sisulung dgn karakter sedikit tomboy, memiliki banyak prestasi  sangjuara kelas, mewakili lombah cerdascermat tingkat kec dan kab. Pernah Diundang oleh pak bupati sebagai siswi teladan. Papanya begitu bangga dgn dia, tak ayal tiap shubu otaknya diasah oleh pak salim dgn so'al", sampai"mau kuliah kedokteran cita" pak salim sebelum dia meninggal untuk sisulung.
Pak salim mendidik anak" nya dengan disiplin dan tegas!
katanya orang sisulung adalah anak papanya" membuat sikecil cemburu  menangis terseduh" disudut kamar.
           Sikecil: suka rambutnya dikepang dua, penurut, perna juara cerdas cerma tingkat kec, selalu mengalah dari kakaknya walau dia adek. sudah bisa bikin ikan palumara saat berusia 10 thn karna sering membantu mama didapur, lebih dekat dgn mamanya, katanya dia anak mamanya ini yang membuat sisulung cemburu. dimana ada sisulung disitu ada sikecil, ngekorin kakaknya padahal sering dikerjain selalu berantam tapi ttp aja ngikutin kakanya.
Buktinya sekarang!!
6 tahun ditanah rantau
Dua bocah nya papa dan mama yang  belajar memaknai arti hidup
Kini  menjadi perempuan biasa dgn kesederhanaannya.
Hari ini, tepat 4 Mei  ditahun yang berbeda, sisulungnya papa menginjak seperempat abad
Aaah...usia yg matang!
Rasa"nya baru kemarin kita menjadi mahasiswa,
Mewujudkan mimpi"  kita satu persatu , kamar 4C jadi saksi
Rasa"nya baru kemarin
Melewati masa"  sulit ditanah rantau.
Merantau itu menabung rindu katamu!
Tegar hanya itu yg kuncinya.
Seperempat abadmu ini
Terimahkasih telah menjadi kakak sekaligus teman setia ditanah rantau,
Bangga punya kakak sepertimu
Sehat selalu ya!
Ayu terus melangkah
Sesuatu yang indah sdg menantimu
Tahun ini kita hijrah lg!
Semoga Allah menghimpun kita menjadi anak yg shalihah
Aamiin
Sikecil #
Silesung# penghuni kamar 1B
           
                         ***
            
         

You May Also Like

0 komentar

Pembaca yang baik adalah yang meninggalkan jejak.
terimakasih^_~