Lelaki Hujan

by - 12.35



 

    Langit kotaku masih saja sendu, sinar bola  raksasa yang biasa muncul di cela bilik gubuk hampir tidak terlihat beberapa hari, berseliweran genangan air menyelimuti kota, jalanan dipenuhi dengan genangan dan formasi kendaraan yang kian berubah berjalan seperti siput, siaran berita mengabarkan kondisi cuaca dan banjir diberbagai ibu kota, tak terkecuali di kotaku. Di sudut jalan bertengger beberapa kendaraan roda dua ojol, mereka asyik menikmati secangkir kopi seraya menunggu notifikasi orderan masuk, sebagiannya lagi menepi didalam emperan bengkel untuk menghindari gerimis. bapak ojol berambut pirang yang membantuku menggopo motor tadi lebih memilih menghabiskan sebungkus makanan dari seorang pengendara moge, saat berhenti para ojol mengerumuninya, "ih, adami, berkah jum'at" pintah si bapak berjaket hijau sambil menuju ke arah pengedara moge. Kendaraannya tepat berhenti  didepan bengkel, ku perhatikan dari jauh beberapa kantong masih penuh terisi bungkusan makanan sedangkan di sisi sebelah tinggal kantongan yang terombang ambing oleh angin dan gerimis, setelah memastikan semua sudah kebagian, bapak pengendara moge melanjutkan  perjalanannya. Saat kondisi seperti ini masih ada saja ya, orang baik.  Punggung bapak pengendara moge kian lama kian menghilang dari pandangan. aku jadi ingat beberapa tahun lalu saat pandemi mulai bertamu di negeri ini. begitu banyak kiriman bala bantuan makanan maupun APD (Alat Pelindung Diri) untuk para nakes, para pahlawan garda terdepan. semua ikut berkontribusi dan berjuang.    

 

    Tersiar kabar dari BMKG bahwa beberapa hari ke depan akan terjadi hujan lebat dan angin kencang, sekolah akan kembali during , pegawai kantoran  tetap bekerja dari rumah WFH , dan sebagian lain tetap kerja di luar rumah. 
    Gerimis kian makin laju bersama angin. Duh! Bajuku sedikit basa, ku coba mencari selembaran sisa tisue di tas, tapi hasilnya nihil. Keseleo kaki kiri kian terasa pula, 10 menit ku papah sendirI motor tadi, keluar dari gang, tidak sengaja kaki kiri mengenai stan motor dan hampir jatuh, berusaha bertahan dan mendorongnya pelan-pelan. Semoga pagiku tidak penuh dengan drama.

 

    Bapak bengkel masih sibuk mengotak-atik motor lain, yang ternyata milik pemuda di samping kananku,  lima menit yang lalu dia menawari kursinya untukku dudukki, barangkali ia melihat aku lusuh lagi kepayahan tadi.hihi. entahlah. 
Sekitar 30 menit  aku menunggu, motorku mulai dijajali apa sebabnya mogok.
" Businya ini mba, saya ganti na, kalo cewe pake hanya tahu isi bensin saja" pintah si bapak" 
"Iye pak" jawabku, sambil tersenyum dan membenarkan perkataannya dalam hati.

 

    Tepat di ujung jalan tempatku duduk, nampak seorang lelaki berjalan tergopo lagi kepayahan, tangan kanannya memegang tongkat kayu, sedang tangan yang satu menopang keranjang berisi beberapa bungkusan makanan beserta papan harga, Langkahnya semakin dekat dengan bibir jalan raya, tapi tidak ada yg memperhatikannya. dia berjalan pelan-pelan, mengikuti tongkatnya yang semakin basa oleh hujan,  Tetiba pemuda disampungku tadi lari menuju  si bapak  Tangannya seketika menarik tangan bapak itu, tanpa ba-bi-bu si bapak mengikuti langkahnya. Langkah demi langkah, dari kejauhan mereka semaca membicarakan sesuatu, entahlah. Sampai di ujung jalan pemuda itu mengeluarkan beberapa lembar rupiah  di saku celananya,  memindahkan di saku baju milik si bapak. Dua menit ada percakapan singkat lagi, sebelum pemuda itu beranjak pergi, si bapak memberikan beberapa bungkusan yang ada dikeranjangnya , tapi hanya satu,dua bungkus saja diambil oleh si pemuda  . "Terimakasih nak" lirih si bapak. 
" sama-sama pak, sambil membungkukkan badan" balas si pemuda 
    Tak lama  pemuda itu menghidupkan kendaraannya, dan beranjak, punggungnya sudah tidak terlihat lagi di ujung jalan.
hanya senyum di wajah bapak tua masih bersisa dan senyum mereka yang menyaksikan kemurahan hati pemuda itu.
aku tak sengaja membaca tulisan dibelakang jaketnya, sebuah nama kampus ternama di kota ini. ya, kampusku menimbang ilmu. 


"tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini, cerita pagiku, pertemua singkat dan pemuda itu. entah apa maksud semesta"

You May Also Like

0 komentar

Pembaca yang baik adalah yang meninggalkan jejak.
terimakasih^_~